DEMAM ANTHURIUM MAKIN MENJADI-JADI

DEMAM ANTHURIUM MAKIN MENJADI-JADI

PERNAH dengar nama Anthurium Jenmanii Supernova, Inova, Superboy atau Pluto? Kalau Anda cari di textbook Anthurium, atau di website khusus organisasi Aroid, jelas nama-nama itu tidak dikenal. Yang menarik, harga juga menggila dan pemalsuan bibitan atau anakan anthurium ikutan pula. Capek deh....
PERNAH dengar nama Anthurium Jenmanii Supernova, Inova, Superboy atau Pluto? Kalau Anda cari di textbook Anthurium, atau di website khusus organisasi Aroid, jelas nama-nama itu tidak dikenal.

Tapi di zaman orang lagi mabuk kepayang pada tanaman bersosok besar ini, di Indonesia nama Anthurium memang semakin banyak saja. Harga juga menggila. Dan pemalsuan bibitan atau anakan anthurium ikutan pula.

Nama Amburadul
Tak heran banyak hobiist dan pecinta tanaman ini yang geleng-geleng kepala. "Wah, kalau saya bisa nulis, saya akan bikin buku berjudul Galeri 250 Anthurium," kata seorang kolektor senior mengutip sebuah judul buku Anthurium yang beredar. Banyak juga konsumen yang gerah melihat fenomena ini. "Ini sih akal bulus pedagang," katanya.

Bayangkan saja. Jika dulu ada Anthurium Cobra, kini ada Anthurium Naga. Tak cukup naga, ada pula Anthurium Ekor Naga dan bahkan Perut Naga, semata hanya karena sosoknya konon menurut yang melihatnya, mirip ekor dan perut naga. Lucunya, Anthurium Naga tidak identik dengan yang disebut Anthurium Dragon. Jika sebelumnya ada Anthurium Centhong, Sendok, Piring dan Garpu, kini ada Anthurium Dayung. Dan siapa tahu kelak akan muncul Anthurium Buritan.

Dulu memang ada Anthurium Jenmanii Sawi. Kini --hehehe--- ada yang mulai berburu Anthurium Sawi Caisim, Sawi Bakso dan Sawi Ijo.

Kini orang juga tak cukup memburu Black Beauty, tetapi sibuk mengincar Anthurium Black Silvit (Sering juga disebut Black Seltip atau Selotip), atau Black Burgundi.

Syahdan, sebuah tabloid pekan ini, secara khusus memberi porsi di halaman tengahnya dengan memajang foto-foto anthurium milik seorang kolektor, dengan nama-nama yang sungguh baru. Seperti: Anthurium Tulang Ikan, Api PON (Pekan Olahraga Nasional ?), Sunita (entah apa pula ini?), Ratu Sirikit dan Big Mama.

Tapi tak semua orang risau dengan amburadulnya penamaan ini. Ada beberapa hobiist malah senang. "Justru inilah daya tarik tanaman ini. Bentuk daun bisa beraneka ragam dan bisa mirip apa saja. Dan orang bisa bikin nama suka-suka pula," ujarnya.

Seorang pemain Anthurium di Yogya kepada kontributor LangitLangit mengirim SMS: "Hebat. Cepat sekali perkembangan ilmu taxonomy (sistem klasifikasi dalam dunia tumbuh-tumbuhan, red) anthurium di Indonesia," ujarnya. "Jangan-jangan Jenmani Superboy itu kalau gede dan jadi indukan nantinya diberi nama Anthurium Superman. Dilihat dari sudut marketing, menarik sih," tulisnya.

Harga Gila
Fenomena lain yang muncul dari demam Anthurium kali ini menurut kontributor LangitLangit adalah fenomena harga gila. Seorang pedagang tanaman di Jabodetabek, menawarkan Anthurium 20 daunan, dengan harga Rp. 100 juta. Kalau ada tongkol atau calon biji, harga bisa berlipat.

Sesosok Anthurium Black Beauty setinggi orang dengan jumlah daun sebanyak sekitar 16 helai, masing-masing selebar payung, konon dibeli dengan harga Rp. 45 jt. Harga makin tinggi kalau ada tongkol atau calon biji yang siap semai.

Dr. Purbo, nama yang biasanya dekat dengan Aglaonema sendiri dengan percaya diri memasang harga untuk dua pot Anthurium Hookeri Varigata indukannya, dengan harga Rp. 150 juta. "Tidak bisa kurang. Kalau Anda mau jual, silakan mark up sendiri," katanya.

Anthurium berharga belasan sampai puluhan juta belakangan memang mulai tidak ganjil di telinga petani dan pedagang tanaman hias di Jabodetabek.
Ya itu tadi, karena berapa pun harga dipatok, ada saja orang yang melibasnya.

Siapa dan kemana anthurium-anthurium yang bersosok jumbo itu diangkut? Tak jauh-jauh. Anthurium-anthurium itu diboyong ke Jawa Tengah. Di sana, konon, anthurium-anthurium itu diternakkan.

Bibitan juga menggila
Para pedagang di Jabodetabek boleh saja bangga karena mampu memasok dan mematok harga 'bagus' untuk anthurium-anthurium indukannya. Tapi tunggu dulu.

Dalam hal anthurium anakan atau bibitan mereka rupanya tidak berkutik banyak. Mereka harus menunggu pasokan dari kota-kota di Jawa Tengah.

Celakanya, harga anakan atau bibitan anthurium yang dipasok dari kota Solo dan sekitarnya seperti Karang Anyar dan Karang Pandan itu dalam tiga minggu terakhir naik drastis.

Awalnya harga anakan Anthurium Jenmanii 2 daun ukuran kuku jempol hanya Rp. 27.500,-, belakangan naik jadi Rp. 50rb, dan kini khabarnya sudah mencapai Rp. 100rb. Kenapa naik? Tentu saja karena adanya demand yang tinggi pula.

Kontributor LangitLangit di Yogya, misalnya mengakui hal itu. "Permintaan terhadap bibitan umumnya datang dari orang Jakarta. Jumlah yang dikirip tiap minggunya ribuan," lapornya.

Hati-hati Pemalsuan
Kalau masih selektif, mungkin tidak soal. Yang celaka, karena para pedagang gelap mata, jaminan terhadap jenis anthurium jadi tidak jelas. Maklum, namanya saja bibit anthurium. Pada umur-umur tertentu, bisa dibilang, antara satu jenis satu dengan jenis lainnya tak ada bedanya.

Bibit Anthurium Garuda, misalnya dibilang Black Beauty dan seterusnya. Konon malah sudah banyak pedagang nakal yang mencampur atau mengoplos bibit Black Beauty beneran dengan bibitan Hookeri atau Corong. Pembeli baru sadar tertipu kalau tanaman itu tumbuh dewasa kelak, beberapa bulan kemudian. Mampus.

Repotnya, para pedagang juga tidak mau memberi jaminan. "Waduh, maaf Mas, kalau bibitan dari biji Anthurium kita mah engga berani jamin," katanya. Tapi kalau Anda jadi ragu, biasanya mereka akan mencoba menggoda, "Tapi coba Mas pikir, kalau jadinya Cobra, kan lumayan?"

Hm... fenomena Anthurium. Pameran Lapangan Banteng --yang biasanya disebut-sebut sebagai barometer trend tanaman hias di tanah air-- tinggal sekitar 6 minggu lagi. Akankah Anthurium malah akan ditahbiskan di sana sebagai tanaman paling jagoan di tanah air? Capek deh... ***